Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

BNPT RI Perkuat Kampus Kebangsaan di Balikpapan: Langkah Pencegahan Terorisme untuk Kalangan Mahasiswa

15 Agustus 2024 | Agustus 15, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-15T12:00:11Z


Kamis, 15 Agustus 2024, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mengadakan kegiatan penguatan Kampus Kebangsaan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah penyebaran radikalisme dan terorisme di kalangan mahasiswa, guna memperkuat peran civitas akademik dalam menangkal ancaman tersebut.

Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT RI, Mayjen TNI Roedy Widodo, dalam sambutannya menyatakan, “Giat ini sebagai penguatan civitas akademik dalam mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme, khususnya di kalangan kampus.” Roedy menekankan bahwa ancaman radikalisme dan terorisme saat ini semakin dinamis, dengan ciri-ciri seperti isolasi sosial, keterlibatan dalam komunitas tertutup, serta perubahan perilaku dan emosional saat membahas topik politik dan agama.

Berdasarkan survei Indeks Potensi Radikal (IPR) 2023, terdapat peningkatan indeks radikalisasi sebesar 1,7 persen dibandingkan tahun 2022. “Melihat angka ini tentu cukup memprihatinkan, apalagi dari hasil survei ditemukan bahwa yang terpapar radikalisme adalah perempuan, remaja, dan anak-anak,” ungkap Roedy. Meskipun sekitar 72 persen populasi masih belum terpapar radikalisme, BNPT bersama pemangku kepentingan terus melakukan edukasi dan penguatan karakter untuk melawan ancaman ini.

Roedy menambahkan, langkah preventif yang diperlukan meliputi perlindungan melalui pola kemitraan serta penanganan dari hulu ke hilir. “Kami perlu meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama kalangan muda, mengenai bahaya radikalisasi dan terorisme,” katanya.

Kegiatan ini juga menghadirkan diskusi dengan narasumber Direktur Pencegahan BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, M.A, dan Mohamad Nasir Abbas, mantan narapidana kasus teroris yang ditangkap Polri pada tahun 2023. Prof. Irfan menyampaikan bahwa meski aksi terorisme di Indonesia cenderung menurun sejak tahun 2023 hingga Juni 2024, ada peningkatan dalam kegiatan ideologi ekstremis, pengumpulan dana, dan radikalisasi di kalangan perempuan, anak, dan remaja.

“Dulu, dalam kasus Bom Bali, hanya laki-laki yang terlibat radikalisme-terorisme. Sekarang, golongan perempuan, anak-anak, dan remaja juga mulai menjadi target radikalisasi,” ujar Prof. Irfan.

Acara ini ditutup dengan penandatanganan spanduk menolak radikalisme dan terorisme di kalangan kampus, diikuti dengan foto bersama dan tukar suvenir antara Universitas Mulia dan BNPT. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat komitmen bersama dalam melawan terorisme dan mendukung terciptanya lingkungan kampus yang aman dan bebas dari pengaruh radikal.

×
Berita Terbaru Update