Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Viral di Media Sosial: Mengapa Nama 'Mulyono' Dikaitkan dengan Presiden Jokowi?

24 Agustus 2024 | Agustus 24, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-24T13:53:43Z


Nama "Mulyono" mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial X. Nama ini digunakan sebagai julukan untuk Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi. Istilah "Mulyono" pun memenuhi postingan dan kolom komentar yang membahas berbagai isu politik yang tengah hangat dibicarakan.

Nama "Mulyono" sebenarnya bukanlah nama baru bagi Jokowi. Menurut penuturan Presiden dalam berbagai kesempatan, nama tersebut adalah nama kecilnya yang diberikan oleh kedua orang tuanya, Widjiatno Notomihardjo dan Sudjitami Notomihardjo, saat ia lahir di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada tahun 1961.

Namun, nama "Mulyono" tidak bertahan lama. Dalam adat Jawa, ketika seorang bayi sering sakit-sakitan, dipercayai bahwa nama yang diberikan bisa jadi terlalu berat untuk ditanggung oleh sang bayi. Hal ini pula yang terjadi pada Jokowi kecil. Orang tuanya akhirnya memutuskan untuk mengganti namanya setelah ia mengalami sakit yang berulang kali.

Jokowi mengisahkan dalam buku "Jokowi Menuju Cahaya" karya Alberthiene Endah yang dirilis pada tahun 2018, bahwa setelah namanya diganti, kesehatannya perlahan membaik. "Tapi nama itu tak terlalu lama saya miliki karena orang tua saya segera mencari nama baru ketika saya berulang kali sakit," ungkap Jokowi dalam buku tersebut. Setelah pergantian nama, kesehatan Jokowi pun membaik, seperti yang diakuinya, “Boleh tidak percaya, saya kemudian tumbuh sehat. Itu misteri,” kata Jokowi.

Jokowi menghabiskan masa kecilnya di sebuah rumah sederhana di pinggir sungai di daerah Srambatan, pinggiran Solo. Kehidupan di pinggir kali bukanlah hal mudah. Ibunya, Sujiatmi, dan ayahnya, Widjiatno Notomihardjo, yang bekerja sebagai pedagang bambu dan kayu, sering kali harus berpindah-pindah rumah kontrakan. Alasan utamanya adalah karena pemilik rumah dengan mudah meminta mereka pindah jika ada penyewa lain yang menawarkan harga lebih tinggi.

Setelah berulang kali berpindah tempat tinggal, keluarga Jokowi akhirnya menetap lebih lama di bantaran Kali Pepe, Kampung Cinderejo, Solo. Di tempat inilah tiga adik perempuan Jokowi lahir dan dibesarkan, yaitu Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.

Kehidupan di rumah sederhana di bantaran Kali Pepe meninggalkan kesan mendalam bagi Jokowi. Menurutnya, kondisi hidup yang serba sulit dan penuh tantangan itu telah mengajarkannya banyak hal tentang keteguhan dan kekuatan kaum marginal. Sebagai anak sulung dari empat bersaudara, Jokowi belajar sejak dini tentang arti perjuangan dan ketahanan hidup dari keluarganya.

Belakangan ini, nama "Mulyono" kembali muncul dan menjadi viral di media sosial X. Banyak netizen yang menggunakan nama tersebut untuk merujuk pada Jokowi dalam berbagai diskusi terkait politik. Fenomena ini menarik perhatian karena menunjukkan bagaimana pengguna media sosial menghidupkan kembali cerita lama dari masa kecil seorang Presiden untuk mengomentari isu-isu politik saat ini.

Meski tampak sepele, fenomena ini menjadi salah satu bukti bagaimana media sosial dapat menjadi arena publik yang dinamis, di mana sejarah pribadi seseorang, bahkan seorang presiden, bisa menjadi bagian dari perdebatan publik.

Di sisi lain, fenomena "Mulyono" juga menunjukkan sisi lain dari masyarakat kita, di mana humor dan sarkasme sering kali digunakan untuk menanggapi isu-isu serius. Dalam hal ini, penggunaan nama kecil Presiden Jokowi sebagai "Mulyono" mungkin dimaksudkan untuk mengingatkan publik akan sisi manusiawi dan latar belakang sederhana seorang pemimpin negara.

Munculnya kembali nama "Mulyono" di media sosial menjadi fenomena menarik yang mencerminkan dinamika politik dan sosial di Indonesia. Ini bukan sekadar tentang nama kecil Jokowi, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat menggunakan cerita masa lalu untuk menanggapi isu-isu saat ini. Dalam konteks ini, nama "Mulyono" bukan hanya sekadar nama, melainkan sebuah simbol dari perjalanan hidup seorang pemimpin yang pernah tumbuh dalam kesederhanaan dan tantangan hidup yang keras.

×
Berita Terbaru Update