Forum Masyarakat Indonesia Emas (Formas) mengungkapkan dukungannya terhadap program makan siang gratis sebagai solusi efektif untuk memperbaiki masalah gizi pada anak-anak Indonesia. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pembinaan Formas, Hashim Djojohadikusumo, dalam acara Dialog Nasional yang digelar di Jakarta, Sabtu pagi.
Kondisi Gizi Anak yang Memprihatinkan
Hashim Djojohadikusumo menyoroti kondisi gizi anak-anak dan ibu di Indonesia yang masih memprihatinkan. "Kondisi ini memprihatinkan, masih ditemukan anak yang dalam keadaan kurang gizi. Oleh karena itu, ke depannya, program makanan bergizi secara gratis ini sangat strategis dan efektif di Indonesia," ujar Hashim.
Dalam sambutannya, Hashim mengungkapkan bahwa anggaran untuk program makanan bergizi gratis akan mengalami peningkatan signifikan. "Semula, anggaran program makanan bergizi gratis ini sebesar Rp71 triliun. Namun, kita perlu meningkatkannya menjadi Rp450 triliun," katanya. Peningkatan anggaran ini dinilai perlu untuk menjangkau sekitar 78 juta anak dan 4,3 juta ibu yang membutuhkan gizi baik, terutama bagi mereka yang akan melahirkan.
Kebutuhan Gizi dan Bonus Demografi
Hashim menekankan bahwa Indonesia tidak hanya harus fokus pada bonus demografi, tetapi juga perlu memastikan bahwa anak-anak yang dilahirkan mendapatkan gizi yang cukup untuk berkembang menjadi aset bangsa. "Coba dipikir, kalau yang tercatat dalam statistik setiap tahun ada minimal 50 ribu anak cacat, itu yang tercatat, dan yang tidak tercatat kemungkinan lebih banyak lagi. Itu fakta yang sangat menyedihkan," tambahnya.
Contoh Global dan Harapan Masa Depan
Hashim juga mengungkapkan bahwa sekitar 76 negara sudah menjalankan program makan bergizi. Indonesia diharapkan dapat menjadi negara ke-77 yang menerapkan program serupa. "Akar persoalan yang menjadi tantangan Indonesia ke depannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan anak untuk bisa belajar dengan baik," ujar Hashim.
Menurut Hashim, tantangan lain yang harus dihadapi adalah kondisi guru di Indonesia yang sering kali mencari pekerjaan sampingan seperti menjadi pengemudi ojek online karena gaji yang minim. "Ini adalah masalah yang perlu segera diatasi agar pendidikan anak-anak dapat berjalan dengan optimal," tutupnya.
Dengan dukungan dan perhatian yang tepat, diharapkan program makan siang gratis dapat menjadi langkah konkret dalam mengatasi masalah gizi anak di Indonesia, dan menjadikan negara ini sebagai salah satu pelopor dalam pencapaian Indonesia Emas 2045.