Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

3 Strategi Warren Buffett Hadapi Resesi: Saatnya Beli Saham Saat Semua Takut

08 April 2025 | April 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-08T03:22:19Z

Ketidakpastian pasar saham kian menguat seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi global. Data terbaru dari American Association of Individual Investors (AAII) menyebutkan bahwa 62% investor ritel di AS merasa pesimistis terhadap arah pasar dalam enam bulan ke depan—angka tertinggi sejak Maret 2009.

Risiko resesi pun tak kalah mengkhawatirkan. J.P. Morgan menaikkan prediksi kemungkinan resesi AS menjadi 60% pada akhir 2025, naik dari proyeksi sebelumnya yang hanya 40%. S&P Global pun mengikuti langkah serupa, merevisi estimasi risiko resesi dari 25% menjadi 30-35%.

Di tengah gejolak ini, investor legendaris Warren Buffett kembali menjadi panutan dalam menghadapi badai ekonomi. Sosok yang dikenal dengan prinsip investasi jangka panjang ini memberikan panduan agar tetap bisa meraih peluang meski pasar sedang panik.

1. Tetap Investasi Meski Pasar Turun

Buffett menegaskan bahwa menyimpan uang tunai terlalu lama justru bisa merugikan, terutama dalam jangka panjang. Dalam tulisannya di New York Times pada 2008, Buffett menyebut:

"Saham hampir pasti akan mengungguli uang tunai selama dekade berikutnya, mungkin dengan tingkat yang substansial."

Sejarah mencatat, pasar memang telah beberapa kali terpuruk—mulai dari bubble dot-com, krisis 2008, hingga pandemi COVID-19. Namun, indeks S&P 500 tetap tumbuh 248% sejak Januari 2000, membuktikan kekuatan jangka panjang dari pasar saham.

2. Beli Saat Takut, Jual Saat Serakah

Salah satu kutipan legendaris Buffett adalah:

"Bersikaplah takut saat orang lain serakah, dan bersikaplah serakah saat orang lain takut."

Dengan indeks S&P 500 telah terkoreksi 17% sejak Februari 2025, saat ini bisa menjadi momen yang tepat untuk membeli saham-saham unggulan dengan harga diskon. Buffett menilai bahwa perusahaan besar akan pulih dan mencetak rekor laba dalam beberapa tahun ke depan, bahkan meski saat ini tengah menghadapi tekanan.

3. Fokus pada Fundamental, Bukan Harga

Dalam Surat Tahunan Berkshire Hathaway 2021, Buffett menulis:

"Kami memiliki saham berdasarkan ekspektasi kami tentang kinerja bisnis jangka panjangnya, dan bukan karena kami melihatnya sebagai kendaraan untuk pergerakan pasar yang tepat waktu."

Artinya, fundamental perusahaan jauh lebih penting ketimbang sekadar fluktuasi harga saham. Ia menyarankan investor memilih emiten dengan keunggulan kompetitif yang jelas, manajemen berpengalaman, serta model bisnis yang tahan banting terhadap tekanan ekonomi.

Kesimpulan: Strategi Buffett Relevan di 2025

Meski bayang-bayang resesi 2025 dan volatilitas pasar menguat, Warren Buffett tetap menunjukkan optimisme jangka panjang. Dengan tetap berinvestasi secara konsisten, memanfaatkan momen saat pasar panik, serta memilih perusahaan berkualitas berdasarkan fundamental, investor diyakini bisa membangun kekayaan secara berkelanjutan.

Buffett telah melewati berbagai krisis dan tetap keluar sebagai pemenang. Kini giliran Anda mengambil langkah serupa.

×
Berita Terbaru Update