Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Anak 3 Tahun di Madura Muntahkan Cacing, Didiagnosis Askariasis Setelah Alami Sembelit Parah

13 April 2025 | April 13, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-13T06:19:17Z

Jember, Jawa Timur – Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun asal Madura harus menjalani operasi darurat setelah mengalami sembelit parah dan memuntahkan cacing di Rumah Sakit Umum Soebandi, Jember. Kasus langka ini dikonfirmasi sebagai infeksi cacing usus Ascaris lumbricoides, atau dikenal sebagai askariasis, yang umum terjadi di wilayah dengan sanitasi buruk.

Menurut laporan kasus yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Case Report dan dikutip Minggu (13/4/2025), gejala awal anak tersebut dimulai dengan diare dan demam selama seminggu, disusul perut kembung dan sembelit selama tiga hari terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit.

"Di unit gawat darurat, pasien didiagnosis konstipasi. Namun keesokan harinya pasien memuntahkan cacing, sehingga diagnosis askariasis dipertimbangkan," tulis laporan medis tersebut.

Anak tersebut memiliki berat 13 kg dan tinggi 100 cm. Tidak ditemukan riwayat kehilangan nafsu makan sebelumnya. Namun, riwayat lingkungan tempat tinggal pasien menjadi petunjuk penting dalam diagnosis.

Sebelum pindah ke Jember, anak ini tinggal di Bali dan hampir setiap hari bermain di sungai tanpa alas kaki, kondisi yang meningkatkan risiko infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah. Setelah pindah, ia kerap ikut kakek-neneknya memungut sampah tanpa pelindung tangan, serta minum air yang tidak dimasak langsung dari sumber.

"Pasien kemudian dirujuk ke divisi bedah anak untuk dilakukan laparatomi eksplorasi," lanjut laporan.

Saat operasi, dokter menemukan kumpulan cacing di dalam saluran pencernaan yang diidentifikasi sebagai Ascaris lumbricoides, jenis cacing yang umum di daerah tropis dengan sanitasi rendah, termasuk Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa askariasis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan. Penelitian Widjana dan Sutisna (2000) bahkan menemukan prevalensi cacing ini mencapai 73,7 persen di Bali, menjadikannya cacing tanah paling umum di wilayah tersebut.

Penanganan Pasca-Operasi

Setelah tindakan medis, pasien mendapatkan perawatan intensif berupa infus, antibiotik, serta antiparasit pirantel pamoat (250 mg per hari). Pada hari ketujuh, pasien dipulangkan dengan resep albendazole 400 mg, yang merupakan obat standar untuk membasmi infeksi cacing usus.

Pentingnya Higienitas dan Sanitasi

Kasus ini kembali menyoroti pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama untuk anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan risiko paparan tinggi seperti sungai, tempat pembuangan sampah, dan sumber air tidak bersih.

Para ahli menyarankan masyarakat untuk:

  • Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah dari luar rumah

  • Memasak air minum sampai matang

  • Menggunakan alas kaki, terutama di area berisiko

  • Menjaga kebersihan makanan dan lingkungan tempat tinggal

Meski tergolong kasus jarang, kejadian ini menunjukkan bahwa infeksi cacing masih menjadi ancaman kesehatan nyata di Indonesia, terutama bagi anak-anak di daerah terpencil atau padat penduduk.

Kampanye edukasi dan perbaikan akses terhadap sanitasi yang layak tetap menjadi kunci untuk mencegah kasus serupa terulang.

×
Berita Terbaru Update