Jakarta - Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud menyoroti pentingnya transformasi dan peningkatan kinerja Bankaltimtara (PT BPD Kaltim-Kaltara) sebagai salah satu pilar penggerak ekonomi daerah. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2024 yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Dalam pertemuan strategis itu, hadir pula Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas'ud, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni, serta para bupati dan wali kota dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Meski berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Kantor Akuntan Publik atas laporan keuangan tahun buku 2024, Gubernur Rudy Mas'ud—yang dikenal juga sebagai Gubernur Harum—menegaskan bahwa Bankaltimtara harus lebih agresif dalam menjalankan fungsinya, khususnya dalam mendorong penyaluran kredit produktif.
"Kami ingin kinerja seluruh komisaris dan direksi Bankaltimtara semakin membaik. Penyaluran kredit ke sektor riil, khususnya UMKM, harus digenjot agar berdampak langsung ke ekonomi masyarakat," tegas Gubernur Harum, dikutip dari pernyataannya dalam RUPS.
Gubernur Rudy juga menekankan bahwa penyaluran kredit Bankaltimtara harus selaras dengan standar dan target dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI). Menurutnya, langkah ini tidak hanya penting untuk menjaga performa bank, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ia mendorong agar manajemen Bankaltimtara menyusun rencana bisnis yang agresif dan inovatif, guna memperkuat peran strategis sebagai mitra utama keuangan Pemprov Kaltim dalam pengelolaan APBD.
"Semua pemegang saham, baik gubernur, bupati, maupun wali kota, berharap Bankaltimtara ke depan jauh lebih produktif, progresif, dan kontributif," tutupnya.
Dengan semangat transformasi yang lebih visioner, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berharap Bankaltimtara mampu mengambil peran lebih besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, khususnya di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.